Kamis, 06 Desember 2012

Makalah Wanita diTempat Kerja


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Dalam setiap sendi kehidupan, kita tak terlepas dari peran dan sentuh wanita. Peran wanita sangat beragam dalam kehidupan. Ia bisa menjadi seorang ibu yang pengasih dan penyayang, tapi juga bisa sekaligus menjadi sosok kokoh untuk dijadikan tempat bersandar keluarganya.
Konon, sejarah Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, dimulai pada tahun 1928 di Yogyakarta. Pada awalnya hari itu diperingati sebagai upaya untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa. Namun dari sana, kita bisa bercermin bahwa sebenarnya, wanita yang selalu diidentikkan dengan kelemah lembutan sebenarnya memiliki daya untuk mengubah suatu hal jika mereka mau berupaya. Bahkan wanita memiliki daya untuk mengubah bahkan menggerakkan suatu hal yang besar, contohnya, perekonomian negara kita.
Rommy Haryanto, dari Peduli Perempuan, pada acara The Surviving Female Peddlers Photo Exhibition, (17/12), Plaza Senayan, Jakarta, mengatakan, bahwa sebenarnya dua per tiga kontribusi ekonomi negeri kita berasal dari wanita. Namun sayangnya, dampaknya tidak terlalu terasa karena pekerjaan mereka tidak diakui. Di mulai dari yang terkecil, misal, di pedesaan, yang didominasi petani wanita, nama mereka tidak tercantum dalam koperasi, ataupun hasil kerja mereka menuai panen tumbuh-tumbuhan tidak diekspos. Padahal hasil kerja mereka itu kemudian menggerakkan roda ekonomi kita.
Kurangnya ekspos dan pengakuan bahwa wanita masa kini sudah memiliki kekuatan dan memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan-perubahan kecil mendorong banyak pihak untuk mendorong para wanita agar lebih berkarya. Seperti yang dilakukan oleh Tupperware beberapa waktu, lewat acara yang mereka beri nama Tupperware She Can! Award yang dilakukan pada pertengahan Desember 2009 lalu di Hotel Indonesia Kempinski. Acara ini merupakan sebuah penganugerahan penghargaan kepada 38 wanita Indonesia yang dinilai inspiratif. Para wanita ini telah melewati berbagai seleksi untuk bisa mendapatkan penghargaan tersebut. Para wanita-wanita ini dianggap mampu menginspirasi banyak orang karena kemampuan mereka yang mencerahkan, mengedukasi, dan memberdayakan orang sekitar untuk mewujudkan impian-impian mereka. Sebut saja, Yayuk Basuki, Waldjinah, Ligwina Hananto, Alberthiene Endah, Anne Avantie, dan wanita-wanita Indonesia yang namanya mungkin belum banyak terekspos media, namun peran karya mereka memiliki dampak tersendiri di sekitarnya. Mereka mendapatkan penghargaan karena kemauan dan usaha mereka untuk melakukan perubahan. Mereka adalah wanita-wanita Indonesia yang membuktikan bahwa ketika seorang wanita mau berupaya, mereka bisa.
Sementara, pesan bahwa wanita memang memiliki peran dan “warna” yang unik dalam hidup ini dan bisa menjadi seorang agen perubahan disebarkan oleh Unilever dalam acaranya yang bertajuk Warna Warni Kasih Ibu di Grand Indonesia Shopping Town.  Pada peresmian dibukanya acara ini, Kamis (17/12) lalu, Okty Damayanti, Customer Development Director mengatakan, “Bahwa jika kita menginginkan adanya perubahan di masyarakat, maka mulailah dari wanita. Karena, perjuangan ibu adalah tanpa pamrih, dan mereka melakukannya dengan hati. Wanita juga memiliki peran yang besar dalam segala hal di kehidupan kita. Tanpa sadar, sentuh mereka bisa mengubah banyak hal, dimulai dari keluarga.” Dalam acara yang berlangsung dari tanggal 17-27 Desember 2009 ini, Unilever mengapresiasi para bunda dengan


B. Tujuan
a)  Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui Aktifitas Wanita diTempat Kerja

b) Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengetahui Definisi wanita ditempat kerja
2) Mahasiswa mampu mengetahui Jenis-jenis pekerjaan wanita
3) Mahasiswa mampu mengetahui Konsep dan nilai kerja
4) Mahasiswa mampu mengetahui Faktor yang mempengaruhi
5) Mahasiswa mampu mengetahui Peraturan dan kebijakan
6) Mahasiswa mampu mengetahui Kasus dan kecelakaan kerja
C. Rumusan Masalah
1) Apa Definisi wanita ditempat kerja?
2) Apa saja Jenis-jenis pekerjaan wanita?
3) Apa saja Konsep dan nilai kerja?
4) Apa saja Faktor yang mempengaruhi?
5) Apa saja Peraturan dan kebijakan?
6) Bagaimana terjadinya Kasus dan kecelakaan kerja?



BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN WANITA DI TEMPAT KERJA
a. Menurut Kardamo adalah wanitayang kerja mengandalkan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan uang agar dpt memenuhi kebutuhan hidup.
b. Pekerjaan diluar rumah adalah orang yang bekerja diluar rumah dengan memperoleh imbalan upah dianggap pekerja dank arena mendapat penghargaan sosial lebih tinggi dibandingkan pekerjaan rumah tangga.
c. Pekerjaan di dalam rumah adalah seseorang yang bekerja untuk mengurus rumah tangga dan memelihara anak, telah diberi nilai sebagai penganggur dan dianggap sebagai bukan pekerja.

B. JENIS-JENIS PEKERJAAN WANITA
a. Full time worker : jenis pekerjaan yang biasa dilakukan oleh para wanita secara penuh seharian.
Misal bekerja dikantor, pabrik, pekerja lapangan.
b. Half time worker : jenis pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita secara part time( setengah hari) jenis pekerjaan ini
contohnya:
pelayan restoran, SPG, dll.
c. Freelance : jenis pekerjaan yang fleksibel dalam hal waktu bekerja, pekerjaan ini tidak menentukan waktu bekerja yang spesifik

C. KONSEP & NILAI KERJA BAGI WANITA
a. Tugas domestic biasanya tidak dianggap sebagai kerja
b. Kerja bagi wanita menjadi symbol status & sekaligus alat untuk mengekspresikan kemampuan bagi dirinya.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA WANITA
a. Teknologi :
mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja
b. Kebijakan produksi :
menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan pekerja wanita, missal: diberlakukannya jam kerja yang panjang, penetapan kuota serta ditetapkan shift kerja.

c. Lingkungan kerja, misalnya:
buruknya ventilasi, jumlah tempat duduk yang tidak memadai, kadar suara dan debu yang berlebihan, penerangan yang buruk, fasilitas sanitasi yang tidak memadai.

1.Ada 45,63% Buruh perempuan yang berdiri terus menerus 8-14 jam.
2.Ada 36,9% Buruh perempuan yang duduk terus menerus 8-14 jam.

E. PERATURAN DAN KEBIJAKAN
a. Ada 47 jenis aturan dibawah Depnaker dan 6 aturan dibawah departemen perkembangan dan energy antara lain menyakut hak2 reproduksi.
b. UU No. 1 / 1951
c. Pasal 13 ayat 1 : pekerja perempuan tidak boleh diwajibkan pada hari pertama haid dan kedua haid.
d. Pasal 13 ayat 2 : pekerja wanita harus diberi cuti selama 1 ½ bulan sebelum melahirkan dan 1½ bulan setelah melahirkan / keguguran.
e. Peralatan dan fasilitas kerja :
masker, penutup kepala, celemek, sarung tangan karet, penutup telinga.

F. KASUS & KECELAKAAN KERJA PEREMPUAN
a. Kelelahan kerja
b. Keracunan
c. Gangguan pernafasaan, pendengaran, dan penglihatan
d. Kesehatan reproduksi
e. Kesehatan psikis

G. BEBAN KERJA WANITA
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu kerja, tetapi juga jenis pekerjaan yang berat, kotor dan monoton bahkan membahayakan. Di India banyak kasus keguguran atau kelahiran sebelum waktunya pada musim panen karena wanita terus-terusan bekerja keras. Dibidang pertanian baik pria maupun wanita dapat terserang efek dari zat kimia (peptisida), tetapi akan lebih berbahaya jika wanita dalam keadaan hamil, karena akan berpengaruh terhadap janin dalam kandungannya. Resiko-resiko yang harus dialami bila wanita bekerja di industri-industri misalnya panas yang berlebihlebihan, berisik, dan cahaya yang menyilaukan, bahan kimia, atau radiasi.
Peran jender yang menganggap status wanita yang rendah berakumulasi dengan indikator-indikator lain seperti kemiskinan, pendidikan, kawin muda dan beban kerja yang berat mengakibatkan wanita juga kekurangan waktu, informasi, untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.

  

BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Peran jender yang menganggap status wanita yang rendah berakumulasi dengan indikator-indikator lain seperti kemiskinan, pendidikan, kawin muda dan beban kerja yang berat mengakibatkan wanita juga kekurangan waktu, informasi, untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.


2.    Saran
Terus semangat buat para wanita karir, karena tak selamanya wanita hanya bisa menerima dan berpangku tangan kepada pemimpin dalam rumah tangga yaitu suami 




DAFTAR PUSTAKA

  1. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&q=wanita+di+tempat+kerja&btnG=Telusuri&meta=

2.      http:// geloraviolet.blogger.com, 05 April 2012

  1. © Copyright 2012 Scribd Inc.WANITA DITEMPAT KERJA
  2. http://agungsantoso77.wordpress.com/2009/02/24/memasyarakatkan-kesehatan-reproduksi-wanita/
  3. http://urfisyifa.blog.friendster.com/2007/07/wanita-di-tempat-kerja/
  4. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&q=makalah+kesehatan+reproduksi+wanita+bekerja&btnG=Telusuri&meta